Hj. Afifa S. Zulfikar menjadi Ksatria Ordre des palmes académiques

16.04 APFI Jatim 0 Komentar


foto: Unipdu

Adalah sebuah kehormatan bagi APFI Jatim karena Hj. Afifa S. Zulfikar sebagai salah satu anggotanya mendapatkan penghargaan bergengsi Palmes Académiques dari Pemerintah Prancis, yakni dari Kementrian Pendidikan Nasional. Palmes académiques adalah penghargaan tertua yang diberikan secara sipil kepada mereka yang memberikan layanan penting dalam salah satu kegiatan pendidikan nasional, dan orang-orang terkemuka yang memberikan kontribusi luar biasa bagi pengayaan warisan budaya. 

Hj. Afifa S. Zulfikar (Bu Afifah) yang merupakan Direktur Pusat Studi Bahasa sekaligus penanggung jawab Lesehan Prancis Unipdu menerima penghargaan Palmes Academiques yang diselenggarakan di Auditorium UNIPDU pada selasa, 27 April 2021. Perwakilan Kedubes Prancis yang menyematkan Chevalier de l’ordre des palmes académiques adalah Bapak Stéphane Dovert, Direktur IFI (Institut français d’Indonésie) bagian Kementrian Eropa dan Urusan Luar Negeri.

Bermula dari telepon yang didapat Bu Afifah dari IFI Surabaya yang mengabarkan bahwa beliau merupakan salah satu orang Indonesia yang mendapat Chevalier de l’ordre des palmes académiques. Beliau terkejut dan tidak menyangka atas kabar tersebut. Apalagi beliau mengaku bahwa beliau tidak memiliki ambisi untuk bisa mendapat penghargaan seperti ini. Bagi beliau, menyebarkan bahasa Prancis di wilayah Jombang sudah menjadi passion dengan dirintisnya Lesehan Prancis UNIPDU dari tahun 2007. Beliau mengaku sangat senang bisa mengajarkan bahasa Prancis ke siswa dan mahasiswa yang ada di Jombang. Maka, penghargaan ini bagi beliau adalah suatu anugerah dari Tuhan.

Menjelang hari penganugerahan Chevalier de l’ordre des palmes académiques di Auditorium UNIPDU pada 27 April 2021, banyak persiapan yang harus dilakukan oleh Bu Afifah yang dibantu dengan tim dari UNIPDU yang sangat membantu dan mendukung sehingga mempermudah persiapan. Beliau harus mengundang orang-orang penting di Jombang, seperti pimpinan-pimpinan sekolah. Kemudian juga dari pihak IFI meminta agar mengundang bupati juga. Namun sayang bupati tidak bisa hadir, sehingga diwakilkan oleh wakil bupati Jombang yang kebetulan putranya bersekolah di SMP Darul Ulum dan beliau sangat mengapresiasi penganugerahan ini. Selain itu juga mengundang Kepala Dinas Pendidikan di Jombang yang juga merupakan tokoh penting di Jombang yang harapannya bisa membantu memperkenalkan bahasa Prancis ke sekolah-sekolah yang ada di Jombang. Tak lupa juga mengundang ketua MGMP bahasa Prancis yaitu Ibu Ari yang mengajar di SMA Negeri di Jombang, yang kebetulan kepala sekolahnya juga tertarik untuk mengembangkan bahasa Prancis. Jadi, pengembangan bahasa Prancis tidak hanya di Darul Ulum, tapi juga berkembang ke sekolah negeri.

Bagi Bu Afifah, setiap dukungan dan bantuan dalam menyebarkan bahasa Prancis di Jombang sangatlah berarti. Terlebih, beliau sudah jatuh-bangun dalam memperjuangkan pendidikan bahasa Prancis di daerah tersebut. Beliau sudah pernah mengalami penolakan dari sekolah-sekolah ketika beliau menawarkan pengajaran bahasa Prancis.

Namun beliau pantang menyerah. Beliau tetap menawarkan pengajaran bahasa Prancis ke sekolah-sekolah hingga akhirnya mendapat sambutan positif dari Madrasah Aliyah. Kemudian berkembang ke SMA hingga dimasukkan ke kurikulum kelas X.

Karena sudah menjadi passion, Bu Afifah merasa jika dalam mengadakan kegiatan belajar dan ujian bahasa Prancis lebih banyak sukanya ketimbang dukanya. Apalagi dengan para siswa dan mahasiswa belajar bahasa Prancis, benefitnya bahasa Inggris mereka juga bagus, karena banyak kosakata dari bahasa Prancis yang mirip dengan bahasa Inggris. Kemudian Bu Afifah juga mendapat banyak dukungan berupa program-program dari IFI untuk pengajar bahasa Prancis, misalnya seperti pelatihan-pelatihan dan habilitation untuk menjadi penguji DELF. Kalau dukanya mungkin adanya persaingan dengan bahasa asing yang lain. Jadi, beliau berusaha mencari kesamaan-kesamaan sehingga para peserta didik tidak merasa asing dengan bahasa Prancis. Tantangan lainnya adalah dipertanyakan juga oleh pihak pimpinan sekolah benefit dari belajar bahasa Prancis.

Beliau selalu memberi motivasi kepada para peserta didik bahwa belajar bahasa Prancis itu bagus apalagi jika mereka bisa mendapatkan sertifikasi internasional bahasa Prancis. Sertifikat itu bisa menjadi kebanggaan dan nilai plus bagi mereka, karena mereka mempunyai kemampuan di bahasa asing lain selain bahasa Inggris. Dan keuntungan juga bagi Bu Afifah karena di SMA belum ada sertifikasi internasional bahasa asing lain seperti bahasa Jepang dan bahasa Jerman. Maka beliau bisa memberikan penawaran sertifikasi internasional bahasa Prancis supaya bisa menjadi nilai lebih dan harapannya bisa membawa mereka mengejar pendidikan di luar negeri juga. Dan mereka juga harapannya akan memiliki wawasan internasional lagi dengan memiliki sertifikasi internasional bahasa Prancis.


Untuk kegiatan beliau dalam penyelenggaraan pengajaran bahasa Prancis di Jombang dalam masa pandemi ini, sayang sekali program-program rutin dari IFI harus terhenti. Beliau tentu mengharapkan bahwa pandemi ini segera berakhir sehingga segala kegiatan dan program bisa kembali normal seperti sediakala. Di saat pandemi ini juga ada pengurangan mata pelajaran, jadi sementara ini bahasa Prancis vakum. Ada harapan untuk di tahun ajaran baru ini dimasukkan lagi mata pelajaran bahasa Prancis, walaupun mungkin belum masuk ke kurikulum inti, tapi dalam bentuk ekskul yang mirip seperti pengajaran di kelas.

Dari cerita perjuangan Bu Afifah, kita dapat mengambil banyak sekali inspirasi untuk tetap memperjuangkan mimpi dan passion walaupun mengalami banyak sekali hambatan dan tantangan. Mengenai para pengajar bahasa Prancis di Jawa Timur, beliau pun mengaku sangat salut dengan semangat para pengajar tersebut yang luar biasa. Tapi beliau juga mengingatkan bahwa tantangan akan selalu ada. Misalnya berganti menteri, bisa berganti kebijakan. Namun beliau berpesan yang terpenting adalah Never give up! And never say never! Tetap terus berjuang, tetap terus berkarya. Nanti akan ada saatnya kita bertemu pada suatu titik di mana mungkin kita akan dilihat dan diberikan dukungan atas apa yang kita perjuangkan.

Semoga cerita dari Bu Afifah tersebut bisa selalu menjadi inspirasi bagi kita semua. Selamat untuk Bu Afifah! (Divisi 2)



0 comments: